Statin: Mempertimbangkan risiko dan manfaatnya

Statin: Mempertimbangkan risiko dan manfaatnya

Statin adalah salah satu obat yang paling banyak diresepkan untuk menurunkan kolesterol dan mungkin bertanggung jawab menyelamatkan ribuan orang yang menderita penyakit jantung. Namun apakah statin benar-benar merupakan obat ajaib yang diklaim oleh banyak dokter?

Ada beberapa efek samping serius terkait statin yang sering diabaikan. Jadi sebelum membuat komitmen jangka panjang terhadap sebuah pil, tanyakan pada diri Anda apakah manfaatnya lebih besar daripada potensi efek sampingnya.

Statin bekerja dengan memblokir zat yang dibutuhkan hati Anda untuk membuat kolesterol, zat lilin yang ditemukan dalam lemak dalam darah Anda. Hal ini menyebabkan hati Anda menghilangkan kolesterol dari darah Anda. Meskipun tubuh Anda membutuhkan kolesterol untuk membangun sel-sel sehat, kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Jika Anda memiliki kolesterol tinggi, Anda berisiko mengalami timbunan lemak di pembuluh darah Anda. Pada akhirnya, endapan ini menghalangi aliran darah melalui arteri, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.

Demikian pula, berkurangnya aliran darah ke otak karena penyumbatan arteri dapat menyebabkan stroke. Karena risiko serius yang terkait dengan kolesterol tinggi, statin menjadi favorit para dokter untuk menghindari aterosklerosis, penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. Yang jarang dibicarakan adalah risiko dan efek samping dari kelompok obat ini.

Efek samping statin mungkin termasuk:

Nyeri dan kerusakan otot: Efek samping statin yang paling umum adalah mialgia, yang ditandai dengan nyeri, kelelahan, atau kelemahan pada otot. Rasa sakit bervariasi pada orang yang memakai statin, mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga nyeri parah yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Hal-hal sederhana seperti menaiki tangga atau berjalan-jalan bisa menjadi tidak nyaman atau bahkan tak tertahankan.

Tes yang umum digunakan dokter untuk mengetahui adanya cedera otot atau stres otot adalah tes isoenzim CPK. Tes darah sederhana ini mengukur CPK (kreatinin fosfokinase), suatu enzim yang terutama ditemukan di jantung, otak, dan otot rangka. Jika meningkat, itu bisa berarti cedera otot.

Kerusakan hati: Penggunaan statin terkadang dapat menyebabkan kerusakan hati atau stres. Tanda-tanda kemungkinan kerusakan hati mungkin termasuk kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa, kehilangan nafsu makan, nyeri di perut bagian atas, urin berwarna gelap, atau kulit atau mata menguning. Karena kelebihan enzim hati dalam darah biasanya merupakan indikator yang baik dari gangguan fungsi hati, kemungkinan besar dokter Anda akan memerintahkan tes enzim hati setelah Anda mulai mengonsumsi statin, atau jika Anda mengalami gejala yang parah. Dalam kasus di mana enzim hati sangat meningkat, dokter Anda mungkin menyarankan Anda untuk berhenti minum obat sama sekali.

Efek samping neurologis: Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan kehilangan ingatan dan kebingungan sebagai efek samping penggunaan statin. Efek samping ini dikatakan hanya bertahan selama Anda meminum obatnya. Efek samping neurologisnya belum diteliti dengan baik, namun jika Anda mengalami salah satu gejala di atas, konsultasikan dengan dokter Anda.

Gula darah tinggi atau diabetes tipe 2: Peringatan lain yang dikeluarkan FDA mengenai statin yang patut mendapat perhatian adalah peningkatan risiko peningkatan kadar gula darah, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Risikonya memang terbilang kecil, namun tetap penting untuk diwaspadai.

Efek samping lainnya: Beberapa efek samping lain yang dilaporkan menyertai penggunaan statin adalah masalah pencernaan seperti mual, sembelit atau diare, serta ruam atau kulit memerah.

Kolesterol tinggi dapat diturunkan, namun seringkali disebabkan oleh pilihan gaya hidup yang tidak sehat, sehingga dapat dicegah dan diobati.

Pola makan sehat yang mencakup banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian – olahraga teratur, dan gaya hidup sehat secara keseluruhan dapat membantu Anda menjaga kolesterol tetap terkendali. Ada juga sejumlah alternatif alami selain mengonsumsi statin, termasuk bawang putih, psyllium pirang (ditemukan di Metamucil), artichoke, barley, dan oat bran.

Gaya hidup sehat dan alternatif alami harus menjadi garis pertahanan pertama Anda terhadap kolesterol tinggi, namun bicarakan dengan dokter Anda tentang risiko dan pilihan pengobatan untuk memutuskan apa yang terbaik bagi Anda.

sbobet wap