Studi Menyarankan Winnie the Pooh Bukan Kesetaraan Gender, Tapi Apakah Itu Penting?

Sebuah studi komprehensif tentang karakter buku anak-anak tradisional menemukan bahwa Pooh Corner penuh dengan ketidaksetaraan gender.

Dr. Janice McCabe, sosiolog di Florida State University, meneliti hampir 6.000 buku anak-anak antara tahun 1900 dan 2000 dan menentukan bahwa cerita tersebut memiliki bias gender dan representasi jenis kelamin yang berlebihan.

“Kami menemukan bahwa laki-laki lebih sering diwakili dibandingkan perempuan dalam judul dan karakter sentral dalam buku,” kata McCabe kepada Fox News Radio.

Lima puluh tujuh persen cerita anak-anak menampilkan karakter laki-laki, 31 persen karakter perempuan, dan sisanya menampilkan karakter binatang yang identitas gendernya tidak diketahui, menurut penelitian tersebut.

Penasaran George, mungkin?

McCabe mengatakan dia terkejut karena cerita anak-anak masa kini tidak lebih banyak memuat karakter perempuan.

“Saya kira buku-buku akan mulai menjadi tidak setara pada tahun 1900 dan menjadi lebih setara seiring berjalannya waktu,” katanya.

“Kami terkejut dengan pola sejarah dan hewan-hewannya. Fakta bahwa hewan-hewan tersebut adalah yang paling tidak setara dan bahkan pada tahun 1990an masih ada dua jantan untuk setiap betina.”

McCabe mengatakan gender penting dalam cerita anak-anak karena hal tersebut merupakan bagian dari cara mereka belajar tentang gender.

“Temuan ini memperkuat keyakinan bahwa karakter perempuan kurang penting, kurang menarik dibandingkan karakter laki-laki, yang berdampak pada bagaimana perasaan anak laki-laki dan perempuan tentang diri mereka sendiri dan satu sama lain dalam suatu hubungan,” katanya.

Namun beberapa orang tua menganggap penelitian ini melenceng. “Ini gila,” kata Bryan Thrower, orang tua dari bayi berusia 17 bulan di Florence, S.C. “Apakah mereka kesal karena Mary punya taman dan Old MacDonald punya peternakan? Itu omong kosong yang lebih benar secara politis.”

Namun McCabe mengatakan pola tersebut juga terjadi di media anak-anak lainnya, termasuk kartun, buku mewarnai, dan film dengan rating G. “Sering kali hal ini tidak terlihat oleh orang-orang,” katanya, seraya mendesak para orang tua untuk memperhatikan gender ketika memilih buku dan bahan bacaan untuk anak-anak mereka. “Saya tidak mengatakan mereka tidak boleh membaca buku tentang laki-laki dan anak laki-laki,” katanya. “Sebaliknya, pikirkan saja genre buku tertentu dan waspadai hal itu.”

Apakah seseorang menelepon Nancy Drew?

Dengarkan Fox News Radio untuk mengetahui lebih lanjut tentang cerita ini.

lagu togel