Taliban tanpa Senator. Lindsey Graham tentang komentarnya tentang pangkalan AS di Afghanistan
Seorang senator AS yang mengusulkan penempatan pangkalan permanen di Afghanistan telah menarik perhatian Taliban, yang mengeluarkan pernyataan minggu ini yang mengatakan bahwa Lindsey Graham, anggota Partai Republik dari Carolina Selatan, membuktikan bahwa AS sedang berusaha menutup negara tersebut untuk menjajah negara Timur tersebut.
“Suara Jihad Online Taliban” digambarkan oleh Pusat Sumber Terbuka komunitas intelijen AS sebagai organisasi anti-Barat dan anti-Afghanistan yang mewakili kepentingan pemimpin Taliban Mullah Omar di bawah payung Imarah Islam Afghanistan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa yang menunjukkan peningkatan kecanggihannya, kelompok tersebut menanggapi komentar yang dibuat oleh Graham saat tampil pada hari Minggu di acara “Meet the Press” NBC.
Graham mengatakan penempatan pangkalan udara AS di Afghanistan – atas permintaan Afghanistan – akan “sangat bermanfaat bagi kawasan.”
“Kami memiliki pangkalan udara di seluruh dunia. Beberapa pangkalan udara di Afghanistan akan memberikan pasukan keamanan Afghanistan keunggulan melawan Taliban selamanya. Ini akan menjadi sinyal bagi Pakistan bahwa Taliban tidak akan pernah kembali ke Afghanistan. bisa berubah,” katanya. “Ini akan menjadi sinyal bagi seluruh wilayah bahwa Afghanistan akan menjadi tempat yang baru dan berbeda.”
Dalam pernyataan tegas bergaya propaganda yang menyebut nama Graham, kelompok Taliban menjawab bahwa komentar senator tersebut “mengungkapkan niat kolonialis Amerika” dengan kedok perang melawan teror.
“Komentar seperti itu dari seorang pejabat terkenal mengenai invasi Amerika dengan jelas menunjukkan bahwa perang melawan terorisme hanyalah sebuah drama, yang dibuat oleh Washington,” kata Voice of Jihad mengenai komentar Graham.
Voice of Jihad Online Taliban juga mengklaim bahwa AS ingin “merampok bahan mentah negara tersebut” untuk mengambil keuntungan dari pergeseran pembangunan industri dari negara-negara Barat ke Asia dan menyebut serangan terhadap situs sipil Afghanistan seperti pasar dan masjid sebagai “konspirasi”. oleh invasi Amerika.”
“Mereka hanya menggerebek rumah-rumah penduduk seperti pencuri pada malam hari dan menyiksa warga Afghanistan yang tidak bersalah,” bunyi pernyataan tersebut dalam permohonan bantuan tunai dan dukungan moral dari para simpatisan.
Militer AS dan sekutu NATO “telah kehilangan kemampuan untuk menghadapi mujahidin di siang hari bolong,” tambahnya.
Graham, yang baru-baru ini mengunjungi negara tersebut, menjawab bahwa kelompok teroris tersebut berusaha keras karena rakyat Afghanistan menyadari bahwa keadaan mereka lebih baik daripada berada di bawah “pemerintahan Taliban” dan dapat bekerja sama dengan AS.
“Mayoritas warga Afghanistan tidak memiliki keinginan untuk kembali ke kendali Taliban. Kendali Taliban merupakan salah satu periode paling kelam dalam sejarah Afghanistan,” kata Graham kepada Fox News. “Adalah keinginan saya untuk memiliki hubungan yang langgeng dengan rakyat Afghanistan yang akan saling menguntungkan bagi kedua negara.”