Tanggul sepanjang 40 mil dekat meluap dari China Rain
BEIJING – Lebih dari 40 mil tanggul beresiko meluap di sebuah provinsi di Tiongkok timur dimana banjir telah menyebabkan kerugian sebesar $1,2 miliar, kata pihak berwenang pada hari Senin, ketika negara tersebut mendekati titik kritis dalam upaya melawan hujan musiman.
Hujan deras mengguyur provinsi Zhejiang selama akhir pekan, dan permukaan sungai yang melewati kota Lanxi meningkat tajam, kata Zhao Fayuan, wakil direktur kantor pusat pengendalian banjir provinsi.
Ketinggian Sungai Lanjiang kini mencapai 110 kaki, tertinggi sejak 1966, kata kantor pusat.
Beberapa bagian tanggul di kota Lanxi hampir tidak dapat bertahan, kata Zhao. Lebih dari 20.000 orang bisa terkena dampaknya jika tanggul jebol, katanya seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Markas pengendali banjir menyarankan pejabat Lanxi untuk mengungsi dan segera memperbaiki seluruh warga di dekat tanggul yang berisiko meluap.
Banjir baru-baru ini menghancurkan 600.000 hektar lahan pertanian dan menyebabkan 1.846 perusahaan menghentikan produksi di Zhejiang, menderita kerugian ekonomi langsung sebesar $1,19 miliar, kata badan pengendalian banjir. Dari jumlah tersebut, 3,4 miliar yuan merupakan kerugian pertanian.
Pesisir Zhejiang adalah salah satu provinsi terkaya di Tiongkok dan perekonomiannya tumbuh sebesar 11,8 persen tahun lalu.
Banjir di Tiongkok timur dan selatan bulan ini menyebabkan tanah longsor, mengganggu aliran listrik dan telekomunikasi, serta menyebabkan lebih dari 180 orang tewas atau hilang. Lima orang lagi tewas pada Minggu dan satu orang masih hilang setelah banjir menghanyutkan mereka di desa-desa di barat daya mereka, lapor Xinhua.
Menteri Sumber Daya Air Tiongkok mengatakan pada hari Minggu bahwa negara tersebut sedang memasuki periode penting untuk pengendalian banjir karena banjir besar yang disebabkan oleh hujan lebat mengancam wilayah selatan.
Hujan yang lebih sering dan lebih deras kemungkinan akan terus berlanjut, kata Chen Lei pada pertemuan di Beijing, Xinhua melaporkan.
Dia mendesak pemerintah setempat untuk meningkatkan prakiraan cuaca dan memastikan tanggul, waduk, dan bendungan aman.
Badan Cuaca Nasional Tiongkok mengatakan pada hari Senin bahwa hujan lebat akan terus berlanjut di wilayah selatan dan timur selama tiga hari ke depan.
Namun, meski banjir mematikan terus berlanjut, kekeringan terus melanda lima provinsi di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze. Bencana ini menyebabkan 630.000 orang kehilangan air minum yang aman dan berdampak pada 11,9 juta hektar lahan pertanian, kata Chen.