Tanya Jawab: Negara-negara Arab mencoba membentuk kekuatan gabungan untuk melakukan intervensi di titik konflik regional
KAIRO – Negara-negara anggota Liga Arab pada hari Minggu secara resmi mengumumkan perjanjian untuk membentuk kekuatan militer gabungan. Meskipun rincian mengenai bagaimana kekuatan tersebut akan beroperasi masih belum jelas, perjanjian tersebut merupakan tanda adanya tekad baru di antara Arab Saudi, Mesir dan sekutu mereka untuk melakukan intervensi secara agresif di titik konflik regional, baik terhadap militan Islam atau kelompok yang didukung Iran.
___
BAGAIMANA KEKUATAN BERSAMA BEKERJA?
Pejabat senior dari provinsi-provinsi yang berpartisipasi telah dikirim untuk bersama-sama menyelidiki masalah ini, dan proposal lengkap harus diserahkan ke Dewan Pertahanan Gabungan Liga Arab dalam waktu empat bulan. Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi menggambarkan kekuatan tersebut sebagai kebutuhan mutlak. Pejabat militer dan keamanan Mesir mengatakan pasukan yang diusulkan akan terdiri dari 40.000 tentara elit dan akan berbasis di Kairo atau Riyadh, ibu kota Saudi. Pasukan ini akan didukung oleh jet tempur, kapal perang, dan kendaraan lapis baja ringan.
___
SIAPA YANG AKAN MEMIMPINNYA?
Arab Saudi, sebagai kekuatan ekonomi di kawasan ini, kemungkinan besar akan mengambil peran kepemimpinan. Mesir, yang memiliki tentara terbesar di dunia Arab namun sangat bergantung pada bantuan keuangan dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya, juga akan menjadi pemain utama.
___
APAKAH ADA PRESEDEN UNTUK INI?
Pembentukan kekuatan semacam itu telah menjadi tujuan lama yang luput dari perhatian negara-negara Arab dalam 65 tahun sejak mereka menandatangani perjanjian pertahanan bersama yang jarang digunakan. Negara-negara Teluk, di bawah payung Dewan Kerja Sama Teluk, bergabung untuk membantu monarki Sunni Bahrain memadamkan protes Musim Semi Arab tahun 2011 yang dilakukan oleh mayoritas Syiah.
___
APAKAH KEKUATAN BERSAMA DI YAMAN AKAN DIPERTIMBANGKAN?
Semua indikasi dari para peserta KTT Liga Arab yang baru saja selesai di kota wisata Sharm el-Sheikh di Mesir adalah bahwa kekuatan tersebut mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk benar-benar bersatu. Kemungkinan besar, hal ini terlalu lama untuk memainkan peran yang berarti dalam krisis Yaman saat ini. Namun, koalisi ad hoc pimpinan Saudi yang melakukan serangan udara terhadap pemberontak Syiah di Yaman dapat menjadi contoh bagaimana kekuatan tersebut nantinya.
___
APAKAH THE FORCE AKAN MEWAKILI 22 NEGARA LIGA ARAB?
Kemungkinannya kecil, karena sudah ada indikasi di Sharm el-Sheikh bahwa bergabung dengan pasukan tersebut adalah sebuah pilihan. Kekuatan tersebut, seperti yang dibayangkan saat ini, akan mencerminkan kepentingan negara-negara Sunni seperti Arab Saudi dan Mesir. Selain berpotensi memerangi kekuatan radikal Sunni seperti al-Qaeda dan kelompok ISIS, pasukan ini juga dapat digunakan untuk melawan ambisi kekuatan besar Syiah di kawasan, Iran. Negara-negara Arab seperti Suriah dan Irak, di mana Iran memiliki pengaruh signifikan terhadap pemerintahnya, kemungkinan besar tidak akan bergabung dalam upaya ini.