Tidak ada akses media untuk mengembalikan anggota militer ke AS
WASHINGTON – Pentagon pada Senin mengatakan pihaknya tidak akan mengizinkan media untuk mendokumentasikan kembalinya jenazah 22 anggota Navy SEAL dan delapan anggota militer lainnya ke Amerika Serikat karena jenazah tersebut tidak dapat diidentifikasi dan oleh karena itu keluarga tidak dapat memberikan akses.
Jenazah tersebut diperkirakan tiba di Pangkalan Angkatan Udara Dover di Delaware pada hari Selasa setelah kecelakaan helikopter akhir pekan di Afghanistan. Para pejabat militer mengatakan sebuah granat berpeluncur roket menjatuhkan Chinook. Ini adalah insiden paling mematikan bagi pasukan Amerika dalam perang yang telah berlangsung selama satu dekade. Dua puluh dua personel elit Navy SEAL, pasukan Angkatan Udara dan seorang awak pesawat Angkatan Darat, bersama dengan delapan tentara Afghanistan
“Karena jenazahnya belum teridentifikasi saat ini, keluarga terdekat tidak dalam posisi untuk memberikan persetujuan akses media terhadap pemindahan yang bermartabat tersebut. Oleh karena itu, sesuai dengan kebijakan Departemen Pertahanan, tidak ada liputan media tentang kedatangan dan pemindahan yang bermartabat tersebut yang diizinkan. Namun , keluarga akan diberikan kesempatan untuk hadir pada saat kedatangan,” Capt. Jane Campbell, juru bicara Pentagon, mengatakan.
Campbell menambahkan bahwa jenazah tersebut akan diidentifikasi secara positif oleh Kantor Urusan Kamar Mayat Angkatan Bersenjata di Dover.
Pada tahun 2008, mantan Menteri Pertahanan Robert Gates membantu mencabut larangan akses media pada era Bush di Dover yang mencegah masyarakat melihat gambar tentara yang gugur saat kembali ke rumah. Hingga saat itu, larangan tersebut dikritik secara luas karena bermotif politik dengan tujuan menutupi apa yang disebut sebagai “biaya perang”.
Sejak itu, izin telah dikirim secara teratur untuk liputan. Kali ini, awak media meminta pengecualian dalam kasus ini agar fotografer diperbolehkan meliput upacara kedatangan tersebut.
Kecelakaan itu memakan banyak korban jiwa bagi keluarga militer dan para pendukung mereka, dan Presiden Obama hari Senin mengatakan bahwa kematian tersebut adalah “saat untuk merenungkan kehilangan mereka dan pengorbanan semua orang yang bertugas, serta keluarga mereka.
“Pria dan wanita ini mempertaruhkan nyawa mereka demi nilai-nilai yang mengikat kita bersama sebagai sebuah bangsa. Mereka berasal dari tempat yang berbeda, dan latar belakang serta keyakinan mereka mencerminkan kekayaan keragaman di Amerika. Namun tidak peduli perbedaan apa yang mereka miliki. karena individu belum melakukan hal tersebut, mereka mengabdi pada bangsa ini sebagai sebuah tim,” kata Obama tentang angkatan bersenjata.
Obama juga berjanji untuk terus maju dan mengatakan AS akan berhasil, seraya menambahkan bahwa pasukannya sedang bekerja keras untuk melakukan transisi menuju pemerintahan Afghanistan yang lebih kuat dan memastikan Afghanistan bukan tempat yang aman bagi teroris.