Truk bantuan Rusia mulai meninggalkan Ukraina
Truk-truk yang ditandai berasal dari konvoi bantuan Rusia yang diperebutkan ke Ukraina mulai kembali ke Rusia pada hari Sabtu.
Seorang reporter Associated Press menghitung 67 truk di perbatasan di kota Donetsk Rusia sebelum tengah hari pada hari Sabtu. Reporter AP lainnya di sisi perbatasan Ukraina mengatakan antrean truk sepanjang sekitar 2 mil menunggu untuk menyeberang. Pos pemeriksaan di sisi Ukraina diawaki oleh pemberontak separatis, yang memeriksa truk-truk tersebut.
Sekitar 40 truk traktor-trailer yang dilihat wartawan di Ukraina kosong, namun tidak dapat ditentukan apakah truk tersebut membawa kargo lain.
Seorang pengemudi, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan seluruh konvoi yang berjumlah sekitar 260 orang diperkirakan akan kembali ke Rusia pada hari Sabtu. Kantor berita negara RIA Novosti mengutip layanan bea cukai Rusia yang mengatakan truk-truk itu akan bergerak dalam enam kelompok.
Konvoi tersebut memasuki Ukraina pada hari Jumat dalam perjalanan ke Luhansk, sebuah kota di Ukraina timur yang dilanda pertempuran sengit selama berminggu-minggu antara pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Rusia. Pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat mengutuk tindakan tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan Ukraina dan menuduh Rusia menggunakan konvoi tersebut untuk menyelundupkan pasokan dan bala bantuan kepada pejuang pemberontak.
Rusia mengatakan truk-truk berlantai putih itu membawa makanan, air, generator, dan kantong tidur. Beberapa truk dibuka untuk wartawan beberapa hari yang lalu, dan setidaknya beberapa di antaranya dapat dilihat.
Dalam perkembangan terpisah, NATO mengatakan pihaknya memiliki banyak bukti bahwa pasukan Rusia beroperasi di Ukraina dan melancarkan serangan artileri dari wilayah Ukraina – keterlibatan yang lebih dalam dalam pertempuran tersebut dibandingkan yang diklaim Barat sebelumnya. Rusia pun membantah tuduhan tersebut.
Masih belum jelas pada hari Sabtu apa yang sebenarnya disampaikan oleh konvoi Rusia tersebut. Membongkar ratusan truk dalam waktu kurang dari sehari di wilayah yang dilanda perang merupakan tugas yang sangat besar. Wartawan AP yang mengikuti konvoi ke Luhansk pada hari Jumat mengatakan suara gemeretak dari beberapa trailer mengindikasikan muatan mereka tidak penuh.
Masuknya konvoi tersebut telah meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Konvoi tersebut terhenti di perbatasan selama hampir dua minggu di tengah perselisihan mengenai apakah Ukraina akan mengizinkannya dan apakah semua pihak yang berkonflik akan memberikan jaminan keamanan yang diminta oleh Palang Merah.
Rusia mengirimkan truk tersebut pada hari Jumat, dengan mengatakan pihaknya telah kehilangan kesabaran dan Luhansk berada di ambang bencana kemanusiaan. Ukraina mengecam tindakan tersebut sebagai “invasi langsung”.
Di PBB di New York, Duta Besar Rusia Vitaly Churkin menolak tuduhan bahwa pasukan Rusia berada di Ukraina. Rusia juga dengan tegas membantah mendukung dan mempersenjatai pemberontak.
Pertempuran di Ukraina timur dimulai pada pertengahan April, sebulan setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea di Ukraina. PBB mengatakan lebih dari 2.000 orang tewas dan 340.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka selama pertempuran tersebut.