Ulama Bangladesh memprotes komentar gay peraih Nobel
Dhaka (AFP) – Para ulama di Bangladesh melancarkan protes kecil terhadap Muhammad Yunus pada hari Selasa atas komentar yang dibuatnya pada tahun 2012 yang mendukung hak-hak kaum gay, dalam kampanye terbaru melawan peraih Nobel dan pelopor pinjaman mikro tersebut.
Kelompok Islam yang memiliki hubungan dengan pemerintah di negara Muslim ultra-konservatif tersebut mengorganisir kampanye melawan Yunus, dengan mengatakan bahwa dia harus diadili karena mendukung kaum homoseksual.
Para imam mengadakan protes jalanan yang damai terhadap Yunus di beberapa kota di seluruh negeri, namun demonstrasi tersebut hanya menarik sejumlah kecil orang meskipun ada upaya dari penyelenggara untuk menggalang dukungan.
“Yunus telah menjadi murtad karena mendukung homoseksualitas,” kata salah satu imam, Maolana Mohammad Noman, yang ikut serta dalam protes di kota Comilla di bagian timur.
Kepala polisi setempat Mohiuddin Mahmud mengatakan kepada AFP bahwa sejumlah imam telah bergabung dalam unjuk rasa di Comilla menuntut eksekusi Yunus.
Moniruzzaman Rabbani, sekretaris komite yang membantu menjalankan masjid nasional di Dhaka, mengatakan penyelenggara telah menyebarkan 600.000 selebaran di ratusan kota yang merinci pernyataan Yunus yang menentang kekerasan dan diskriminasi terhadap kaum gay.
“Protes tersebut terjadi di masing-masing 580 kota kecamatan di negara tersebut,” kata Rabbani. Penyelenggara akan mendistribusikan selebaran anti-Yunus di setidaknya “100 masjid” di ibu kota selama salat Jumat pada hari Jumat.
Ekonom berusia 73 tahun itu membuat pernyataan tersebut bersama tiga pemenang Hadiah Nobel lainnya pada April 2012 setelah penganiayaan terhadap kaum gay di Uganda.
Yunus saat ini sedang tidak berada di Tanah Air.
Homoseksualitas di Bangladesh dapat dihukum dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Kampanye ini adalah yang terbaru untuk mendiskreditkan dan menyerang Yunus di Bangladesh. Dia dipecat dari Grameen Bank, pionir kredit mikro yang dia dirikan, pada tahun 2011 setelah membuat marah Perdana Menteri Sheikh Hasina karena sempat bergabung dengan politik.
Bulan lalu, pemerintah meluncurkan penyelidikan pajak terhadap penggiat anti-kemiskinan dan perusahaan bisnis sosialnya, dan menuduh mereka menghindari pajak senilai jutaan dolar.
Rabbani mengatakan protes tersebut diorganisir “semata-mata dalam upaya melindungi Islam dan keluarga”. Namun seorang pejabat mengatakan kepada AFP bahwa Yayasan Islam milik pemerintah, yang bertanggung jawab atas urusan agama, mendanai kampanye tersebut.
Shamim Afzal, ketua yayasan, membantah bahwa departemennya berada di balik kampanye tersebut atau mendukungnya.
Yunus mendirikan Grameen Bank pada tahun 1983 dan menjadikannya kisah sukses global dalam mengatasi kemiskinan. Upayanya untuk menyediakan pinjaman mikro tanpa agunan bagi masyarakat miskin pedesaan Bangladesh menjadikannya pahlawan nasional.